Pemerintah
Kabupaten Flores Timur menggelar festival seni budaya Lamaholot yang dimulai
pada tanggal 11 sampai 13 Juli 2017, kegiatan diawali dengan pelepasan
kontingen seni budaya dari tiga kabupaten, yakni Flores Timur, Lembata, dan
Alor yang berlangsung di halaman depan kantor bupati Flores Timur, Selasa
(11/7/2017)
Wakil
bupati Flores Timur Agustinus Payong Boli, SH dalam sambutannya mengatakan
bahwa kegiatan Festival Seni Budaya Lamaholot ini menjadi pintu masuk untuk
menjalin persaudaraan Lamaholot. Hal ini dimaksudkan supaya masyarakat tahu dan
sadar bahwa Alor, Flores Timur, dan Lembata itu satu Lamaholot. "Secara
etnis, peradapan kita sebenarnya satu yakni Lamaholot, mari kita tingkatkan
persaudaraan persaudaraan Lamaholot, menjadi nilai kesadaran hidup untuk tumbuh
setelah festival budaya ini berakhir, dengan peristiwa ini kita sejalan untuk
mengurangi masalah masalah budaya," kata wabup Agus Boli. Kegiatan ini
diharapkan dapat menjadi sebuah kegiatan untuk menggali, memasyarakatkan,
mengembangkan serta melestarikan seni budaya tradisional di daerah ini.
Peserta
kontingen diarak keliling kota Larantuka dengan rute kantor daerah menuju
Kelurahan Weri, selanjutnya menuju Kelurahan Waibalun dan kembali ke PPI di
Kelurahan Amagarapat. Dari lokasi tersebut beserta seni budaya diarak ke lagi
dengan berjalan kaki menuju Taman Kota Felix Fernandez. Acara pembukaan
festival seni dan budaya Lamaholot dimeriahkan oleh pementasan seni budaya dari
sanggar seni Watan Lamahala yang akan mempertontonkan kreasi musik dan tarian.
Acara
pembukaan festival seni dan budaya Lamaholot yang berlangsung Selasa
(11/7/2017) ini dibuka oleh Bupati Flores Timur, Antonius H. Gege Hadjon, ST.
Dalam sambutannya Bupati Anton Hadjon menyampaikan bahwa kegiatan ini penting
karena merupakan salah satu upaya pelestarian budaya daerah yang semakin
dilupakan oleh generasi penerus kita. Seiring dengan masuknya kesenian modern,
budaya kita tergusur bahkan terlupakan, untuk itu Bupati Anton Hadjon berharap
kepada instansi terkait hendaknya festival ini dilaksanakan secara berkala dan
berkesinambungan, karena di samping menjadi wahana bagi peserta untuk menggali
potensi dan kreativitas diri, festival ini merupakan salah satu wadah untuk
menggali budaya daerah kita, agar dapat hidup kembali sehingga nantinya
kesenian tradisional dan kesenian modern dapat tumbuh dan berkembang secara
seimbang.
"Tidak
hanya orang Lamaholot hadir dalam seni budaya ini, hadir juga paguyuban orang
Sikka, paguyuban orang Jawa, paguyuban orang Bali, apakah suatu saat nanti
mereka juga adalah bagian yang tidak terpisahkan dari Lamaholot. Siapakah orang
Lamaholot itu. Apakah orang Lamaholot adalah kita semua yang mendiami tiga
wilayah ini. Apakah Lamaholot pada saat nanti akan bergeser. Pertanyaan yang
sengaja disampaikan untuk kita mari kita melihat, menjaga persaudaraan di
antara kita. Tidak hanya itu, Anton juga mengingatkan kepada seluruh masyarakat
Lamaholot untuk melihat dan menjaga kelestarian hayati dan potensi laut
kita," tegas Bupati Anton Hadjon. (Teks: Buletin Warta Flotim, Bil/Humas
Setda Flotim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar