Selasa, 13 Desember 2022

Kegiatan APM-SR Jadi Upaya Mengetahui Faktor Kematian Ibu, Neonates Dan Bayi

Angka Kematian Ibu (AKI) di Flores Timur menunjukan peningkatan tiap tahunnya. Sempat menurun di tahun 2019, yang mencatat 3 kasus AKI, menurun dari tahun sebelumnya yang mencatat 9 kasus AKI, pada tahun-tahun berikutnya kasus AKI menunjukan tren peningkatan yakni 5 kasus di tahun 2020, dan 6 kasus di tahun 2021. Untuk Angka Kematian Bayi (AKB), dari tahun 2018 hingga 2021 menunjukan penurunan, yakni berturut-turut 24, 20, 16, dan 11 kasus di tahun 2021. Hingga Nopember 2022, tercatat 9 kasus AKB dan 47 kasus kematian neonatal di Flores Timur.
Maka untuk mempercepat penurunan AKI dan AKB yang dilakukan melalui penelusuran faktor penyebab kematian, yang dilakukan guna meningkatkan percepatan pengambilan keputusan agar kasus kematian di kemudian hari dapat diitimigasi melalui intervensi program yang tepat sasaran dan berkelanjutan maka Dinas Kesehatan Kab. Flores Timur bekerjasama dengan Momentum AUSAID telah menyelenggarakan Evaluasi dan Lokarya Pelaksanaan Audit Maternal Perinatal Survalains dan Respon (APM-SR) di Aula Hotel Gelekat Nara Larantuka, Selasa (12/12/2022).
Setelah dilakukan evaluasi sehari sebelumnya hasil rekomendasi itu pun kemudian diserahkan pada Rabu (13/12/2022) kepada pihak pemerintah.
Penjabat Bupati Flores Timur, Drs. Doris Alexander Rihi, M.Si, dalam sambutannya yang dibacakan oleh Plt. Asisten Sekda Bidang Administrasi Umum, Ir. Tulit Beny- yang hadir pada momentum penyerahan hasil rekomendasi ini mengungkapkan bahwa upaya meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak, sangatlah penting dalam rangka mewujudkan program pembangunan kesehatan di Indonesia, khususnya di Kabupaten Flores Timur Provinsi NTT, terutama pada kelompok yang paling rentan seperti ibu hamil, ibu bersalin dan bayi yang baru lahir sebab besarnya masalah kesehatan ibu dan anak ditandai dengan tingginya AKI dan AKB.
“Untuk itu, dengan adanya kegiatan evaluasi dan lokarya pelaksanaan AMP-SR ini diharapkan kita dapat memahami betul peran dan fungsi kita dalam percepatan penurunan Angka Kematian Ibu atau AKI, Angka Kematian Neonates atau AKN dan Angka Kematian Bayi atau AKB khususnya di Kabupaten Flores Timur,” ungkap Tulit Beni.
Selain itu, lanjutnya - kegiatan ini harus mempunyai nilai tambah yang berbobot sehingga tidak terkesan sekedar kegiatan evaluasi dan lokarya biasa yang dilaksanakan secara rutin tetapi juga harus memberikan masukan dan saran sesuai dengan kebutuhan dan permasalahan yang terjadi, pada akhirnya akan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi ibu dan bayi di Kabupaten Flores Timur.
Penjabat Bupati melalui Tulit Beny pun mengungkapkan apresiasi dan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam kegiatan ini. “Saya juga berharap kepada para petugas kesehatan stakeholder, semoga setiap kecamatan dan Puskesmas ke depannya mampu melaksanakan peran dan fungsinya masing-masing,” sebut Tulit Beni.
Tulit Beni pun menjelaskan bahwa Pemerintah Kabupaten Flores Timur saat ini berupaya optimal untuk menurunkan AKI dan AKB. Salah satu upaya percepatan penurunan AKI dan AKB adalah melalui peningkatan cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan pada fasilitas kesehatan. “Selain itu, penanganan kegawatdaruratan maternal harus sesuai standard dan tepat waktu yang dapat dikaji melalui AMP-SR. Oleh karena itu perlu dilakukan penelusuran sebab-sebab kematian ibu dan bayi melalui AMP-SR,” ungkapnya.
13
“Di mana dan mengapa berbagai sistem program gagal dalam mencegah kematian, termasuk menemukan jenis intervensi dan pembinaan yang tepat dan diperlukan,” desaknya.
Menurutnya, banyak upaya yang sudah dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah kematian ibu dan anak, di antaranya peningkatan kapasitas petugas kesehatan, peningkatan sarana dan prasarana kesehatan, pelibatan peran serta masyarakat dalam upaya pencegahan serta penanggulangan masalah kesehatan ibu dan anak.
“Kita semua ketahui bersama bahwa titik dimulainya pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) sesungguhnya bermula dengan menjamin kesehatan ibu hamil, kesehatan bayi, kesehatan balita, kesehatan anak sekolah karena merupakan umur emas untuk mencetak manusia Indonesia yang unggul, jangan sampai ada stunting, kematian bayi, kematian ibu yang meningkat,” sebutnya.
Olehnya, lanjutnya- pemberian nutrisi yang kurang juga memberikan dampak buruk yang signifikan pada kesehatan individu dan masyarakat. Ibu hamil yang tidak cukup gizi akan melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah dan dengan demikian memiliki resiko meningkat terhadap penyakit-penyakit yang mengancam kelangsungan hidup ibu hamil itu sendiri dan anak
Fransiska Anjika Wain, SKM, Pejabat Fungsional Nutrisionist selaku penyelenggara mengatakan bahwa Dinas Kabupaten Flores Timur berkolaborasi dengan MOMENTUM-USAID melakukan AMP-SR tahap I untuk mendapatkan pembelajaran dan rekomendasi sehingga kasus kematian dan neonatal dicegah sebagai upaya menurunkan AKI-AKB dan dilanjutkan dengan diseminasi hasil audit.
“Adapun tujuannya yakni memastikan UMP-SR berjalan sesuai tahapan dan didampingi pengkaji eksternal dari Provinsi NTT dan mengetahui berbagai faktor penyebab kematian dan neonatal ditinjau dari 3 bulan terlambat dan 4 bulan berlalu. Adapun hasil yang diharapkan adalah terlaksananya tersusunnya rekomendasi, kesepakatan dan rencana tindak lanjut sesuai hasil kajian penyebab kematian ibu dan anak-anak oleh Tim Pengkaji dan hasil rekomendasi AMP-SR disampaikan kepada para pengambil kebijakan di tingkat Kabupaten Flores Timur,” jelas Fransiska.
Para peserta yang mengikuti kegiatan ini adalah Tim Pengaji, Lembaga, Institusi Tim Pengkaji dalam Tim AMP-SR, pada RSUD larantuka, Dinas Kesehatan Kabupaten Flores Timur dan perwakilan Puskesmas serta profesi.
Turut hadir dalam kegiatan ini, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Flores Timur, dr. Agustinus Ogie Silimalar, District Coordinator MOMENTUM Flores Timur, Yoseph Laot, narasumber dari RSUD SK Lerik Kota Kupang, dr. Imelda Rina Melati, Sp.OG, dan dr. Yuyun Romaria Simanjuntak, Sp.A, para dokter spesialis pada RSUD dr. Hendrikus Fernandes Larantuka, perwakilan Puskesmas serta organisasi profesi kesehatan, dan undangan lainnya.
Acara pun diakhiri dengan penyerahan rekomendasi hasil pengkajian AMP-SR Kematian Ibu dan Bayi kepada pemerintah oleh Kepala Dinas Kesehatan. (Teks: Prokopim Flotim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar