Senin, 04 September 2017

Mengelola 250 Blog Desa, Apa Saja yang Dilakukan Admin?

Anda mungkin pernah membaca atau mengakses salah satu blog desa di Flores Timur. Iya, selain memiliki situs resmi desa yang dikelola oleh tenaga pendamping atau admin desa, terdapat pula blog desa sebagai alternatif informasi. Blog-blog ini dibuat sebanyak 250 masing-masing untuk semua desa dan kelurahan se-Flores Timur. Juga ditambah dengan sejumlah blog kecamatan dan beberapa lembaga lain.
Boleh jadi anda bertanya: apa saja yang dilakukan oleh admin untuk memposting blog sebanyak itu? Apakah admin punya cukup waktu? Dari itu, saya coba ceritakan. Siapa tahu anda tertarik dan mau bergabung. Cara bergabung mudah saja kok. Cukup ciptakan konten berita baik foto, video maupun teks, lalu muat postingan tersebut di aplikasi sosmed anda masing-masing. Maka admin  tinggal mencomot postingan anda untuk dijadikan konten blog. Tentu saja nama anda sebagai pembuat konten dicantumkan pula sebagai penanggunjawab isi.
Sebagai alternatif sumber informasi, konten foto dan teks pada blog desa sampai kini memang masih cukup terbatas. Diharapkan agar setiap peristiwa di desa dibuat dokumentasi serta informasi kegiatannya. Dengan demikian,  informasi  desa dapat mudah diakses secara online kapan saja dari seluruh belahan dunia.
Oke, mari kita bahas langkah-langkah kerja pada blog desa. Langkah pertama yang dilakukan adalah mendaftar serta kustomisasi halaman blog. Pekerjaan ini sudah berlangsung beberapa tahun lalu. Admin mendaftarkan semua blog tersebut dan mengkustomisasi halaman blog masing-masing.
Pekerjaan kustomisasi sebenarnya tidak begitu sulit karena halaman tidak disetting satu per satu. Sudah ada template halamannya yang saya buat dan tinggal dicopy saja kode html nya dari satu blog ke blog lain.  Akibatnya, bisa anda amati bahwa semua blog tampak seragam tampilan halamannya. Kustomisasi individual tiap blog bisa saja dilakukan lagi, tetapi itu sangat memakan waktu. Sulit kalau ratusan blog ini dikustomisasi oleh admin seorang diri. Jadi, kalau ada yang ingin tampilan blog desanya berbeda, silahkan mendaftar saja di sini. Anda bisa mengkustomisasi halaman tersebut termasuk menu-menunya sesuai kebutuhan. Atau pilihan lainnya, anda bisa buat buat kustomisasinya lalu kirim kode html-nya kepada saya untuk diterapkan di blog desa anda.

Langkah berikut, membuat postingan. Dari sekitar tiga ratus blog yang ada, postingan yang dibuat berjumlah ribuan per tahunnya. Bagaimana postingan sebanyak itu bisa diselesaikan? Ini dia rincian langkahnya.
Pertama, menyimpan postingan dari medsos. Untuk menyimpan postingan dari facebook, saya cukup bermedsos ria seperti biasa di waktu senggang. Akan tetapi ketika ada postingan yang relevan tentang desa tertentu, saya langsung simpan postingan itu ke arsip. Postingan bisa saya ambil dari wall group Suara Flotim atau postingan yang nongol di wall saya. Pada aplikasi facebook sudah tersedia menu arsip. Tinggal klik pada postingan, lalu pilih opsi simpan. Lalu lanjut lagi main facebook.
Untuk sementara ini, dalam sehari sekitar dua puluh postingan saya simpan ke arsip. Tidak terlalu banyak bukan? Tapi akan menjadi banyak kalau dikalikan tujuh hari seminggu. Postingan tersebut terkumpul pada keranjang arsip dan sewaktu-waktu bisa saya buka dan lihat kembali. Jadi saya tidak harus browsing ulang untuk mencari masing-masing postingan untuk dimuat ke blog. Arsip ini akhirnya saya hapus kembali setelah isinya diposting ke blog.
Langkah kedua, mendaftar postingan. Postingan dari arsip ini lalu saya daftarkan ke atas kertas logsheet.  Saya gunakan kertas double folio bergaris yang saya lipat dua memanjang. Dalam sehari, sekitar dua puluh judul saya daftarkan sesuai jumlah postingan yang tersimpan pada arsip facebook. Setiap halaman kertas bisa memuat tujuhpuluhan judul berita atau seratusan judul untuk tiap lembarnya. Tidak boros kertas sih, tapi kabar buruknya adalah bahwa saya harus lebih sering beli ballpoint snowman.
Judul yang saya daftar pada kertas ini cukup ringkas, asal bisa dimengerti maksudnya. Jadi tidak selengkap judul pada postingan blog yang memang sangat formal dan panjang itu. Kalau rata-rata dalam sehari saya daftarkan dua puluhan berita foto maupun teks, maka dalam tiga hari bisa terkumpul satu halaman judul berita pada kertas. Pada daftar itu saya tuliskan pula tanggal berita dan nama desanya.
Langkah ketiga, posting judul. Posting judul ini saya lakukan dari ponsel. Dalam sehari paling kurang dua puluh judul saya posting ke blog. Itu tergantung dari jumlah berita yang saya daftar pada kertas sebelumnya. Ketika postingan sudah saya input ke blog, maka pada kertas saya beri tanda check. Dengan demikian saya tahu mana teks yang sudah diposting ke blog dan mana yang belum.
Posting judul ini tidak langsung dipublish, hanya disave saja di blog. Untuk mengetik secara cepat, saya gunakan keyboard yang punya fitur teks cepat dan shortcut sehingga tak memakan waktu. Saya tambahkan pula tag serta setel tanggal sesuai waktu kejadian berita. Jadi berita pada hari tertentu tidak harus saya posting pada hari itu juga. Waktu kejadian berita bisa disetting pada pengaturan tanggal.
Langkah keempat, posting foto dan video. Posting foto dan video ini setidaknya saya lakukan satu atau dua kali seminggu dari laptop. Setiap kali posting saya butuh waktu sekitar dua jam. Di sini saya mendownload foto dari arsip facebook kemudian saya upload lagi ke blog. Sekitar seratusan foto bisa diupload dengan cepat karena saya tidak mengetik lagi judul postingan. Judul posting sudah saya buat sebelumnya dari ponsel. Pada langkah keempat ini, postingan mulai saya publish meski hanya berupa judul dan konten foto. Sementara teks berita bisa saya muat kemudian.
Selain postingan foto, ada juga posting video atau frame peta, kalender dan lainnya. Posting video atau frame ini lebih mudah dibuat karena tinggal menyalin kode html tanpa mengupload. Kode html bisa menampilkan frame video dari youtube atau facebook serta situs web eksternal lainnya.
Langkah kelima, posting teks. Untuk posting teks ini saya lakukan dari ponsel. Sebelumnya, teks-teks dari postingan facebook saya simpan dulu ke google drive pada laptop saat saya mengupload foto. Karena butuh pengeditan maka teks tidak bisa langsung dimuat.  Saya mesti edit terlebih dahulu  dari ponsel dengan bahasa formal ala jurnalistik pada umumnya. Namun konten berita berupa teks ini masih jarang dijumpai. Belum banyak orang yang memuat tulisan jurnalistik tentang desa masing-masing. Atau setidaknya memuat cukup informasi pada posting medsos sehingga bisa diedit menjadi sebuah berita

Selain redaksi kalimat, teks juga perlu penformatan  yang baik. Bagaimana cara penformatan teks dengan menggunakan ponsel? Tidak sulit ternyata. Format paragraf, ukuran dan jenis huruf dapat dibuat lewat opsi pengeditan html.  Usai berita dibuat, saya masukkan ketikan itu ke template html di ponsel sehingga langsung terformat ketika diinput ke blog. Ini bisa dilakukan dari ponsel pada fitur note atau aplikasi office. Alhasil, setting format teks, paragraf dan lainnya tidak mesti dibuat di MS. Word atau fitur pengeditan pada blog.
Kegiatan posting teks ini sendiri merupakan langkah kerja yang terakhir. Setelah judul, foto dan akhirnya teks dimuat, sempurnalah konten sebagai sebuah berita. Namun langkah-langkah ini butuh penyelesaian beberapa hari. Akibatnya berita yang dimuat jarang yang aktual hari itu juga. Setelah lewat beberapa hari baru nongol beritanya. Ke depan kalau diinginkan berita yang aktual, maka butuh tambahan kontributor lain untuk memposting langsung di blog.
Mungkin ada yang bertanya lagi: kenapa setiap postingan yang muncul di medsos tidak langsung dimuat lengkap saja di blog desa masing-masing? Kenapa harus terpaku pada tahapan di atas? Jawabanya adalah menyangkut kepraktisan. Secara mental, menyelesaikan beragam pekerjaan sekaligus dalam waktu yang singkat membuat orang cepat lelah. Sebaliknya, melakukan pekerjaan berulang akan membuat orang lebih santai.

Saya santai saja ketika mendaftar dua puluh judul berita di pagi hari kemudian sorenya menginput dua puluh judul berita tersebut ke blog. Namun jika  saya menulis daftar judul di kertas dan menit berikutnya langsung menginput judul tersebut ke blog masing-masing, saya akan mudah lelah. Padahal aktivitas tersebut butuh jam kerja yang sama. Kenapa? Karena rangkaian tahapan kerja yang utuh butuh proses berpikir. Sementara pekerjaan berulang lebih terkesan refleks mekanis tanpa beban koordinasi oleh otak. Ini alasannya kenapa ribuan posting blog nyatanya saya kerjakan dengan santai saja karena merupakan pekerjaan yang sama berupa perulangan mekanis tanpa proses berpikir yang berat.
Alhasil, sejalan dengan manfaatnya menyediakan informasi, menjalankan blog desa memang gampang-gampang sulit. Jika dalam sehari mempertahanan produktivitas 20 judul, maka dalam sebulan bisa dihasilkan 600 judul postingan. Ini bisa mencover semua desa di Flores Timur asal saja tersedia bahan foto maupun teks yang cukup dari pengguna medsos.
Sementara itu, untuk mendapatkan isi postingan berupa teks-teks berita, perlu usaha lebih karena setiap berita harus memuat cukup informasi. Gerakkan literasi di sekolah sekolah oleh Agupena, IGI dan kawan-kawan mahasiswa bisa mengemban fungsi ini. Literasi  adalah modal dasar untuk publikasi informasi dan potensi desa. Sementara teknis pemuatan di media website atau blog hanya butuh satu dua orang sebagai admin. Kerja upload itu mudah saja kok, asal ada konten yang tersedia.
Tertarik bergabung? Yuk bikin konten publikasi untuk desa kita. Maju terus desa desa di Flores Timur, perkenalkan potensi desa  lewat pemberitaan yang antara lain melalui website resmi dan blog desa. Salam #LiterasiFlotim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar