Foto: Tri Buddy
|
Yayasan Pengkajian dan
Pengembangan Sosial (YPPS) Kabupaten Flores Timur, menyelenggarakan kegiatan
Talk Show dan Pameran Gender, Disabilitas dan Inklusi Sosial dalam Adaptasi
Perubahan Iklim, Rabu (30/01/2019) bertempat di aula hotel Gelekat Nara.
Hadir pada kesempatan
tersebut, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan rakyat Setda Kabupaten Flores
Timur, Abdur Razak Jakra, SH, selaku pejabat yang mewakili Bupati Flores Timur,
Ketua YPPS Kabupaten Flores Timur, Melki Koli Baran, Ketua Tim Penggerak PKK,
Ny. Lusia B. Gege Hadjon, Pimpinan OPD terkait, anggota Forkopimda Kabupaten
Flores Timur, para camat, lurah dan kepala desa se Kabupaten Flores Timur dan
segenap perwakilan dari semua unsur di Kabupaten Flores Timur.
Asisten Pemerintahan dan
Kesejahteraan Rakyat Setda Kabupaten Flores Timur, Abdur Razak Jakra, SH, dalam
membacakan sambutan tertulis Bupati Flores Timur saat membuka kegiatan tersebut
menyampaikan, Perubahan iklim dewasa ini telah menjadi sebuah topik yang
diperbincangkan secara serius dalam skala global. Perhatian dunia internasional
terhadap fenomena perubahan iklim global beserta dampak-dampak yang ditimbulkan
olehnya, menjadi perbincangan yang selalu dikedepankan, baik pada forum-forum
internasional, nasional, regional, dan bahkan lokal. Hal ini menandakan bahwa
perubahan iklim, bukan sekedar fenomena saja, tetapi telah menjadi sebuah
permasalahan besar yang menuntut hadirnya upaya-upaya antisipatif yang sesegera
mungkin dilakukan. Karena perubahan iklim berdampak besar terhadap lingkungan,
ekonomi, kesehatan, hingga kelestarian flora dan fauna.
Dikatakannya dalam sambutan
tertulis Bupati Flores Timur, Perubahan iklim global boleh disebut sebagai
bahaya yang akan datang. Dan kita semua telah mengetahuinya, bahwa penyebabnya
adalah kita sendiri, yang terus menerus menggunakan bahan bakar yang berasal
dari fosil seperti batu bara, minyak bumi dan gas bumi. Sebagian akibat dari
pemanasan global ini yaitu : mencairnya tudung es di kutub, meningkatnya suhu
lautan, kekeringan yang berkepanjangan, penyebaran wabah penyakit berbahaya,
banjir besar-besaran, coral bleaching, serta gelombang badai besar. Yang akan
terkena dampak paling besar adalah Negara-Negara yang terletak di pesisir
pantai, Negara kepulauan, serta Negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Itu secara
otomatis berarti Indonesia masuk dalam kriteria sebagai wilayah Negara yang
mendapat ancaman dampak dari pemanasan global.
"Hari ini akan
dilaksanakan kegiatan Talk Show dan Pameran Gender, Disabilitas dan Inklusi
Sosial Dalam Adaptasi Perubahan Iklim. Pelaksanaan kegiatan ini dimaksudkan
untuk penguatan komunitas terhadap pengurangan resiko bencana dan dampak
perubahan iklim. Sedangkan tujuan yang hendak dicapai adalah membangun
ketangguhan para pihak terkait di Kabupaten Flores Timur guna beradaptasi
terhadap perubahan iklim, khususnya kekeringan. Jelas Abdur Razak, SH.
Selain itu dalam sambutan
tertulis, Abdur Razak menjelaskan, Salah satu mandat dari pelaksanaan kegaiatan
ini adalah memastikan partisipasi kaum perempuan, penyandang disabilitas, dan
inklusi sosial mulai dari tahapan perencanaan sampai pada pemanfaatan. Disadari
bahwa keterlibatan perempuan dan penyandang disabilitas dalam program
pengurangan resiko bencana dan kesiapan mengahadapi dampak perubahan iklim
masih sangat minim, baik sebagai penerima manfaat maupun sebagai pelaksana
program. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain, pertama : dari
sisi penyandang disabilitas, mereka masih menyembunyikan diri atau
disembunyikan oleh keluarga dan lingkungan sehingga tingkat partisipasi mereka
sangat minim, kedua : adanya kesenjangan pemahaman, komunikasi dan kecurigaan
dari penyandang disabilitas/keluarganya terhadap mereka yang bukan penyandang
disabilitas, ketiga : belum kuatnya kebijakan program untuk memastikan adanya
mainstreaming gender dan inklusi sosial terkait, dalam internal lembaga
pelaksana ataupun kerangka program itu sendiri, keempat : upaya inklusi sosial
terkait perjuangan, pengakuan dan perlindungan hak difabel, persepsi tentang
keberadaan difabel sebagai aset dan bukan beban, serta upaya perluasan akses
individu dan kelompok terpinggirkan, belum mencair dan masih sebatas retorika.
Abdur Razak Jakra juga
menyampaikan, dengan dilaksanakannya kegiatan ini, diharapkan
persoalan-persoalan yang ditimbulkan sebagai akibat dari perubahan iklim dapat
terjawabi melalui kiat penguatan kesatuan para pihak terkait, sembari
meningkatkan porsi keterlibatan kaum perempuan dan penyandang disabilitas.
Tentunya situasi ini tidak semudah membalik telapak tangan, butuh proses yang
harus dimulai dari sekarang menuju harapan bersama.
"Atas nama Pemerintah
Kabupaten Flores Timur, saya menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada
Yayasan Pengkajian dan Pengembangan Sosial (YPPS), yang telah menginisiasi dan
menyelenggarakan kegiatan ini. Apa yang dilaksanakan pada hari ini, menjadi
bukti keterlibatan pihak lain, dalam hal ini YPPS, sebagai mitra Pemerintah
Kabupaten Flores Timur dalam mewujudkan cita-cita luhur meningkatkan derajat
kesejahteraan masyarakat Lewotana Flores Timur yang kita cintai. Sejatinya,
peran serta kemitraan seperti inilah yang diharapkan oleh Pemerintah Kabupaten
Flores Timur dalam konteks implementasi Visi : Mewujudkan Flores Timur
Sejahtera Dalam Bingkai Desa Membangun Kota Menata. Hal mana, setiap kita,
dengan ruang kewenangan dan tanggung jawab masing-masing, boleh mempersembahkan
pengabdian kita terhadap seluruh alur pembangunan di Lewotana Flores Timur.
Kepada para peserta, saya menitip pesan, jadikanlah kegiatan ini sebagai
momentum untuk membangun ketangguhan bersama dalam menghadapi dampak perubahan
iklim. Ikutilah seluruh rangkaian kegiatan hingga tuntas. Demikian penyampaian
Abdur Razak Jakra, SH.
Ketua YPPS Kabupaten Flores
Timur, Melki Koli Baran dalam sambutannya menyampaikan kegiatan ini dibagi
dalam 3 bagian yaitu bagian pertama yang menjadi pembicara kunci adalah Ketua
Tim Penggerak PKK, Kabupaten Flores Timur, Ny. Lusia B. Gege Hadjon, dengan
topik, Gender dan Disabilitas dalam perspektif Flores Timur. Bagian kedua Talk
Show dan bagian ketiga Pameran. Tujuan dari Talk Show dan Pameran yaitu,
membangun pemahaman bersama tentang gender, disabilitas dan inklusi sosial.
Sharing pembelajaran dan praktik baik yang dilakukan oleh perempuan pejuang
pangan dengan dukungan berbagai pihak. Mempromosikan berbagai hasil olahan
pangan yang adaptif perubahan iklim untuk memperkuat kejayaan pangan lokal
Flores Timur.
"Harapan kami dalam kegiatan ini, ada kesepahaman peserta
terkait gender, disabilitas dan inklusi sosial untuk dapat diakomodir dalam
pengarusutamaannya. Peserta mendapatkan pembelajaran terkait ketangguhan para
perempuan pejuang pangan dalam menghadapi tantangan iklim. Para peserta semakin
termotivasi dalam mendukung dan memperkuat kejayaan pangan lokal".
Demikian jelas Melki Koli. Foto: Try Buddy)
Foto: Tri Buddy
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar