Rabu, 30 Januari 2019

Talk Show dan Pameran Gender, Disabilitas dan Inklusi Sosial dalam Adaptasi Perubahan Iklim


Foto: Tri Buddy
Yayasan Pengkajian dan Pengembangan Sosial (YPPS) Kabupaten Flores Timur, menyelenggarakan kegiatan Talk Show dan Pameran Gender, Disabilitas dan Inklusi Sosial dalam Adaptasi Perubahan Iklim, Rabu (30/01/2019) bertempat di aula hotel Gelekat Nara.
Hadir pada kesempatan tersebut, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan rakyat Setda Kabupaten Flores Timur, Abdur Razak Jakra, SH, selaku pejabat yang mewakili Bupati Flores Timur, Ketua YPPS Kabupaten Flores Timur, Melki Koli Baran, Ketua Tim Penggerak PKK, Ny. Lusia B. Gege Hadjon, Pimpinan OPD terkait, anggota Forkopimda Kabupaten Flores Timur, para camat, lurah dan kepala desa se Kabupaten Flores Timur dan segenap perwakilan dari semua unsur di Kabupaten Flores Timur.
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Kabupaten Flores Timur, Abdur Razak Jakra, SH, dalam membacakan sambutan tertulis Bupati Flores Timur saat membuka kegiatan tersebut menyampaikan, Perubahan iklim dewasa ini telah menjadi sebuah topik yang diperbincangkan secara serius dalam skala global. Perhatian dunia internasional terhadap fenomena perubahan iklim global beserta dampak-dampak yang ditimbulkan olehnya, menjadi perbincangan yang selalu dikedepankan, baik pada forum-forum internasional, nasional, regional, dan bahkan lokal. Hal ini menandakan bahwa perubahan iklim, bukan sekedar fenomena saja, tetapi telah menjadi sebuah permasalahan besar yang menuntut hadirnya upaya-upaya antisipatif yang sesegera mungkin dilakukan. Karena perubahan iklim berdampak besar terhadap lingkungan, ekonomi, kesehatan, hingga kelestarian flora dan fauna.

Dikatakannya dalam sambutan tertulis Bupati Flores Timur, Perubahan iklim global boleh disebut sebagai bahaya yang akan datang. Dan kita semua telah mengetahuinya, bahwa penyebabnya adalah kita sendiri, yang terus menerus menggunakan bahan bakar yang berasal dari fosil seperti batu bara, minyak bumi dan gas bumi. Sebagian akibat dari pemanasan global ini yaitu : mencairnya tudung es di kutub, meningkatnya suhu lautan, kekeringan yang berkepanjangan, penyebaran wabah penyakit berbahaya, banjir besar-besaran, coral bleaching, serta gelombang badai besar. Yang akan terkena dampak paling besar adalah Negara-Negara yang terletak di pesisir pantai, Negara kepulauan, serta Negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Itu secara otomatis berarti Indonesia masuk dalam kriteria sebagai wilayah Negara yang mendapat ancaman dampak dari pemanasan global.
"Hari ini akan dilaksanakan kegiatan Talk Show dan Pameran Gender, Disabilitas dan Inklusi Sosial Dalam Adaptasi Perubahan Iklim. Pelaksanaan kegiatan ini dimaksudkan untuk penguatan komunitas terhadap pengurangan resiko bencana dan dampak perubahan iklim. Sedangkan tujuan yang hendak dicapai adalah membangun ketangguhan para pihak terkait di Kabupaten Flores Timur guna beradaptasi terhadap perubahan iklim, khususnya kekeringan. Jelas Abdur Razak, SH.
Selain itu dalam sambutan tertulis, Abdur Razak menjelaskan, Salah satu mandat dari pelaksanaan kegaiatan ini adalah memastikan partisipasi kaum perempuan, penyandang disabilitas, dan inklusi sosial mulai dari tahapan perencanaan sampai pada pemanfaatan. Disadari bahwa keterlibatan perempuan dan penyandang disabilitas dalam program pengurangan resiko bencana dan kesiapan mengahadapi dampak perubahan iklim masih sangat minim, baik sebagai penerima manfaat maupun sebagai pelaksana program. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain, pertama : dari sisi penyandang disabilitas, mereka masih menyembunyikan diri atau disembunyikan oleh keluarga dan lingkungan sehingga tingkat partisipasi mereka sangat minim, kedua : adanya kesenjangan pemahaman, komunikasi dan kecurigaan dari penyandang disabilitas/keluarganya terhadap mereka yang bukan penyandang disabilitas, ketiga : belum kuatnya kebijakan program untuk memastikan adanya mainstreaming gender dan inklusi sosial terkait, dalam internal lembaga pelaksana ataupun kerangka program itu sendiri, keempat : upaya inklusi sosial terkait perjuangan, pengakuan dan perlindungan hak difabel, persepsi tentang keberadaan difabel sebagai aset dan bukan beban, serta upaya perluasan akses individu dan kelompok terpinggirkan, belum mencair dan masih sebatas retorika.
Abdur Razak Jakra juga menyampaikan, dengan dilaksanakannya kegiatan ini, diharapkan persoalan-persoalan yang ditimbulkan sebagai akibat dari perubahan iklim dapat terjawabi melalui kiat penguatan kesatuan para pihak terkait, sembari meningkatkan porsi keterlibatan kaum perempuan dan penyandang disabilitas. Tentunya situasi ini tidak semudah membalik telapak tangan, butuh proses yang harus dimulai dari sekarang menuju harapan bersama.
"Atas nama Pemerintah Kabupaten Flores Timur, saya menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Yayasan Pengkajian dan Pengembangan Sosial (YPPS), yang telah menginisiasi dan menyelenggarakan kegiatan ini. Apa yang dilaksanakan pada hari ini, menjadi bukti keterlibatan pihak lain, dalam hal ini YPPS, sebagai mitra Pemerintah Kabupaten Flores Timur dalam mewujudkan cita-cita luhur meningkatkan derajat kesejahteraan masyarakat Lewotana Flores Timur yang kita cintai. Sejatinya, peran serta kemitraan seperti inilah yang diharapkan oleh Pemerintah Kabupaten Flores Timur dalam konteks implementasi Visi : Mewujudkan Flores Timur Sejahtera Dalam Bingkai Desa Membangun Kota Menata. Hal mana, setiap kita, dengan ruang kewenangan dan tanggung jawab masing-masing, boleh mempersembahkan pengabdian kita terhadap seluruh alur pembangunan di Lewotana Flores Timur. Kepada para peserta, saya menitip pesan, jadikanlah kegiatan ini sebagai momentum untuk membangun ketangguhan bersama dalam menghadapi dampak perubahan iklim. Ikutilah seluruh rangkaian kegiatan hingga tuntas. Demikian penyampaian Abdur Razak Jakra, SH.
Ketua YPPS Kabupaten Flores Timur, Melki Koli Baran dalam sambutannya menyampaikan kegiatan ini dibagi dalam 3 bagian yaitu bagian pertama yang menjadi pembicara kunci adalah Ketua Tim Penggerak PKK, Kabupaten Flores Timur, Ny. Lusia B. Gege Hadjon, dengan topik, Gender dan Disabilitas dalam perspektif Flores Timur. Bagian kedua Talk Show dan bagian ketiga Pameran. Tujuan dari Talk Show dan Pameran yaitu, membangun pemahaman bersama tentang gender, disabilitas dan inklusi sosial. Sharing pembelajaran dan praktik baik yang dilakukan oleh perempuan pejuang pangan dengan dukungan berbagai pihak. Mempromosikan berbagai hasil olahan pangan yang adaptif perubahan iklim untuk memperkuat kejayaan pangan lokal Flores Timur.
"Harapan kami dalam kegiatan ini, ada kesepahaman peserta terkait gender, disabilitas dan inklusi sosial untuk dapat diakomodir dalam pengarusutamaannya. Peserta mendapatkan pembelajaran terkait ketangguhan para perempuan pejuang pangan dalam menghadapi tantangan iklim. Para peserta semakin termotivasi dalam mendukung dan memperkuat kejayaan pangan lokal". Demikian jelas Melki Koli. Foto: Try Buddy)

Foto: Tri Buddy


Tidak ada komentar:

Posting Komentar