Foto: Tri Buddy
|
Bupati
Flores Timur, Antonius H. Gege Hadjon, ST pagi tadi mendeklarasikan Flores
Timur Gempur Stunting bertempat di Lapangan Lebao Larantuka, Jumad (16/11).
Hadir pada acara pendeklarasian itu Uskup Larantuka, Mgr. Frans Kopong Kung,
Pr; Direktur Gizi Masyarakat, Dirjen Kesmas, Kementerian Kesehatan RI, Ir. Dodi
Iswardi, MPH; Kepala Kasubdit Pengelolaan Konsumsi Gizi, Kementerian Kesehatan
RI, Dra. Yuniar; Staf Bappenas, Alim Darmais; Koordinator Pangan dan Gizi, Mei
Tatengkeng, Ketua YPPS, Melki Koli Baran, Pimpinan OPD, para Camat, Lurah dan
para Perawat. Pendeklarasian itu ditandai dengan penandatanganan Prasasti Flores
Timur Bebas Stunting dan pemotongan tumpeng oleh Bupati Anton Hadjon.
"Saya
mengajak kita sekalĂan untuk menundukkan kepala mengucapkan syukur atas kasih
karunia Tuhan yang telah menuntun kita hingga dapat berkumpul saat ini dalam
acara pembukaan kegiatan deklarasi Flores Timur Gempur Stunting," kata
Bupati Anton Hadjon.
Dikatakan,
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan tahun 2013
menunjukan secara nasional prevalensi stunting mencapai 37,2 %. Secara Nasional
dampak stunting dapat berakibat meningkatnya pengeluaran pemerintah terutama
jaminan kesehatan nasional. Secara tidak langsung stunting juga bisa menghambat
bonus demografi Indonesia dimana rasio penduduk usia tidak bekerja terhadap
penduduk usia kerja menurun. Ketika dewasa nanti, anak yang mengalami stunting
rentan terhadap serangan penyakit tidak menular seperti jantung, stroke,
diabetes serta gagal ginjal.
Dijelaskan,
Stunting merupakan sebuah kondisi dimana tinggi badan seseorang ternyata lebih
pendek dibanding tinggi badan orang lain pada umumnya yang memiliki usia yang
sama, yang disebabkan kekurangan asupan gizi dalam waktu lama pada masa 1000
Hari Pertama Kehidupan (HPK) atau yang sering disebut periode emas.
Lanjut
Bupati Anton Hadjon, Pemerintah Flores Timur dalam salah satu programnya adalah
bertekad untuk Selamatkan Orang Muda Flores Timur, yang juga menjadi salah satu
misi pembangunan lima tahunan ini. Misi ini secara luas difimplementasikan pada
konteks membangun kualitas anak sejak usia dini.
Secara
Nasional pada tahun 2018 penanganan stunting diprioritaskan pada 1000 desa di
100 Kabupaten/kota di Indonesia, sedangkan untuk tahun anggaran 2019, prioritas
penanganan stunting diprioritaskan pada 160 Kabupaten/kota, 1.600 desa dengan
masing-masing Kabupaten sebanyak 10 desa termasuk di Kabupaten Flores Timur.
Ia
menambahkan, Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan
tahun 2013, Propinsi Nusa Tenggasa Timur (NTT) menempati urutan pertama dengan
prevalensi tertinggi yakni 51,7%, sedangkan Kabupaten Flores Timur 44,25%.
Angka-angka stunting yang masih tinggi di negeri in termasuk di kabupaten
Flores Timur selalu dipahami sebagai hambatan dalam menyelamatkan orang muda di
Kabupaten ini pada 10 sampai 20 tahun ke depan. Karena itu Pemerintah kabupaten
Flores Timur telah bertekad untuk terus bekerja memperbaiki kualitas pangan dan
gizi dengan salah satu target menurunkan angka stunting.
"Kami
menyadari bahwa penanganan stunting mesti dilakukan dari hulu ke hilir secara
bergotong royong oleh berbagai pihak di pemerintahan maupun non pemerintahan,
katanya Penurunan stunting menurut
Bupati Anton Hadjon, mesti dilaksanakan dengan semangat gotong royong. Stunting
mesti digempur secara bersama-sama, diakuhan secara masif, menggerakkan
berbagai pihak, yang bisa diliakukan secara sadar dengan cara masing-masing,
memanfaatkan peluang dan sumberdaya yang tersedia, dengan tetap bersinergi dan
dengan target yang sama, yakni menurunkan stunting untuk menghasilkan generasi
muda yang berkualitas.
Tujuan
diadakannya Deklarasi Flores Timur Gempur ini adalah Menyatakan komitmen dan
keseriusan para pihak dengan caranya masing masing namun bersinergi dalam
pelaksanaan, untuk terus berupaya menurunkan stunting di Kabupaten Fiores Timur
sampai titik terendah; Dan Mempublikasikan ke para pihak bahwa pemenintah
Kabupaten Flores Timur dalam upaya Selamatkan Orang Muda memulainya dari 100
hari pertama kehidupan.
Dikatakan,
Keberhasilan yang paling gemilang adalah ketika semua yang dilakukan ini telah
tumbuh menjadi kesadaran bersama dan gerakan bersama, yang dalam perjalanannya
terinternalisasi menjadi komitmen bersama yang kemudian menjadi roh
pembangunan. Roh pembangunan lanjut Bupati Anton Hadjon, adalah roh yang
berdaya ungkit untuk melahirkan generasi baru di Kabupaten Flores Timur ini,
yakni generasi yang sehat, cerdas dan berdaya saing.
Bupati
Anton Hadjon mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada Yayasan
Pengkajian dan Pengembangan Sosial (YPPS), Forum Pangan dan Gizi (Foranzi)
kabupaten Flores Timur serta SNV melalui program Votce for Change. Untuk
menyelenggarakan kegiatan ini dan memberikan dampak perubahan menuju Flores
Timur yang Sejahtera Dalam Bingkai Desa Membangun Kota Menata. (Tri/Humas)
Foto: Tri Buddy
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar