Sabtu, 14 Mei 2022

Guru, Matahari Masa Depan: Catatan dari Bale Gelekat

Foto: Miral Raly II

Oleh: 
Muhammad Ikhram Ratuloly (Bung Miral)

Gambar ini diambil oleh seorang teman di saat pagi tak lagi mengantuk sebab berada di ambang Sabtu, 14/05/2022. Suasana sedang riuh dalam ruang sidang pansus LKPJ Bupati Flotim untuk TA 2021. Tahun 2021 telah mengirim banyak kabar. Ada banyak yang baik, namun tak sedikit pula yang tidak cukup baik. Dokumen LKPJ tahun 2021 Bupati Flotim yang disampaikan melalui sidang Pansus DPRD Flotim merangkum semua itu dengan apik.
Di antara kabar yang tidak cukup baik ini menyisakan bilik soal nasib para guru. Wacana dan isu-isu tidak terlalu jauh dari urusan bagaimana negara mengambil peran untuk mengurangi kegelisahan guru sebagaimana kita temui dalam parodi Oemar Bakri, yakni masalah kesejahteraan.
Terbitnya Perbup Nomor 16 Tahun 2021 tentang TPP (Tambahan Penghasilan PNS), yang nampak deskriptif terhadap sebagian guru PNS yang berstatus non sertifikasi adalah bagian dari kegelisahan para guru. Kegagapan narasi yuridiksi dalam tubuh perbup tersebut mendapat interupsi oleh Bapak Bupati sendiri melalui mimbar media sosial. Melalui akun FB Pribadinya, pada paruh akhir bulan November 2021 beliau meyakinkan publik Flotim dengan perintah pembayaran TPP terhadap guru non sertifikasi.
Namun, Hingga LKPJ Bupati tahun 2021 ini didudukan dalam ruang sidang pansus pun, kehendak baik itu tak kunjung menyempurnakan harapan para guru yang semestinya diberi hak atas TPP tersebut. Dalam ruang pansus ini, saya kembali mengajak pemerintah untuk melawan lupa atas soal Perbup Nomor 16 tahun 2021 yang sudah kerap kami langkahi dari satu meja diskusi hingga berpindah pada meja diskusi yang lainnya.
Muaranya, pintu masuk untuk menimang ulang perbup tersebut masih terbuka, sebab forum pansus telah menyimpulkan bahwa para pihak secara purna akan kembali diajak duduk untuk mewangsit isi perbup tersebut agar memilih lebih ramah pada para guru.
Soal lain yang turut kami ingatkan adalah kegamangan nasib ibu Ribka Niti (yang dipaksa pensiun sebelum usia 60 tahun, pula membayar kerugian negara), sedapat mungkin diproteksi agar tidak lagi menjadi bayang2 menakutkan bagi guru di Flotim. Kabar baiknya, 321 guru Flotim yang telah mengambil peruntungan melalui pintu masuk P3K, seturut optimisme Pemerintah, saudara/iku akan naik ke panggung pengukuhan setidak2nya sebelum Bulan Mai 2022 menjejaki kita.
Berkelindan dengan semua perihal yang telah kami diskusikan dalam ranah kebijakan untuk mengingat masa depan guru di Flotim, secara pribadi saya titip permohonan maaf yang sungguh kepada para guru. Belum banyak hal yang dapat saya wakafkan dari atas kursi pengabdian ini pada sepanjang tahun sidang 2021. Terakhir, saya memilih untuk menandas perhatian terhadap issue2 soal guru adalah bagian dari cara saya untuk mengingat masa depan daerah ini, sebab bagi saya guru adalah Matahari Masa DePAN. (Ruang Sidang, 14/05/2021)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar