Jumat, 16 November 2018

Bupati Anton Hadjon Deklarasi Flores Timur Gempur Stunting


Foto: Tri Buddy
Bupati Flores Timur, Antonius H. Gege Hadjon, ST pagi tadi mendeklarasikan Flores Timur Gempur Stunting bertempat di Lapangan Lebao Larantuka, Jumad (16/11). Hadir pada acara pendeklarasian itu Uskup Larantuka, Mgr. Frans Kopong Kung, Pr; Direktur Gizi Masyarakat, Dirjen Kesmas, Kementerian Kesehatan RI, Ir. Dodi Iswardi, MPH; Kepala Kasubdit Pengelolaan Konsumsi Gizi, Kementerian Kesehatan RI, Dra. Yuniar; Staf Bappenas, Alim Darmais; Koordinator Pangan dan Gizi, Mei Tatengkeng, Ketua YPPS, Melki Koli Baran, Pimpinan OPD, para Camat, Lurah dan para Perawat. Pendeklarasian itu ditandai dengan penandatanganan Prasasti Flores Timur Bebas Stunting dan pemotongan tumpeng oleh Bupati Anton Hadjon.
"Saya mengajak kita sekalĂ­an untuk menundukkan kepala mengucapkan syukur atas kasih karunia Tuhan yang telah menuntun kita hingga dapat berkumpul saat ini dalam acara pembukaan kegiatan deklarasi Flores Timur Gempur Stunting," kata Bupati Anton Hadjon.
Dikatakan, Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan tahun 2013 menunjukan secara nasional prevalensi stunting mencapai 37,2 %. Secara Nasional dampak stunting dapat berakibat meningkatnya pengeluaran pemerintah terutama jaminan kesehatan nasional. Secara tidak langsung stunting juga bisa menghambat bonus demografi Indonesia dimana rasio penduduk usia tidak bekerja terhadap penduduk usia kerja menurun. Ketika dewasa nanti, anak yang mengalami stunting rentan terhadap serangan penyakit tidak menular seperti jantung, stroke, diabetes serta gagal ginjal.
Dijelaskan, Stunting merupakan sebuah kondisi dimana tinggi badan seseorang ternyata lebih pendek dibanding tinggi badan orang lain pada umumnya yang memiliki usia yang sama, yang disebabkan kekurangan asupan gizi dalam waktu lama pada masa 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) atau yang sering disebut periode emas.
Lanjut Bupati Anton Hadjon, Pemerintah Flores Timur dalam salah satu programnya adalah bertekad untuk Selamatkan Orang Muda Flores Timur, yang juga menjadi salah satu misi pembangunan lima tahunan ini. Misi ini secara luas difimplementasikan pada konteks membangun kualitas anak sejak usia dini.
Secara Nasional pada tahun 2018 penanganan stunting diprioritaskan pada 1000 desa di 100 Kabupaten/kota di Indonesia, sedangkan untuk tahun anggaran 2019, prioritas penanganan stunting diprioritaskan pada 160 Kabupaten/kota, 1.600 desa dengan masing-masing Kabupaten sebanyak 10 desa termasuk di Kabupaten Flores Timur.
Ia menambahkan, Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan tahun 2013, Propinsi Nusa Tenggasa Timur (NTT) menempati urutan pertama dengan prevalensi tertinggi yakni 51,7%, sedangkan Kabupaten Flores Timur 44,25%. Angka-angka stunting yang masih tinggi di negeri in termasuk di kabupaten Flores Timur selalu dipahami sebagai hambatan dalam menyelamatkan orang muda di Kabupaten ini pada 10 sampai 20 tahun ke depan. Karena itu Pemerintah kabupaten Flores Timur telah bertekad untuk terus bekerja memperbaiki kualitas pangan dan gizi dengan salah satu target menurunkan angka stunting.
"Kami menyadari bahwa penanganan stunting mesti dilakukan dari hulu ke hilir secara bergotong royong oleh berbagai pihak di pemerintahan maupun non pemerintahan, katanya  Penurunan stunting menurut Bupati Anton Hadjon, mesti dilaksanakan dengan semangat gotong royong. Stunting mesti digempur secara bersama-sama, diakuhan secara masif, menggerakkan berbagai pihak, yang bisa diliakukan secara sadar dengan cara masing-masing, memanfaatkan peluang dan sumberdaya yang tersedia, dengan tetap bersinergi dan dengan target yang sama, yakni menurunkan stunting untuk menghasilkan generasi muda yang berkualitas.
Tujuan diadakannya Deklarasi Flores Timur Gempur ini adalah Menyatakan komitmen dan keseriusan para pihak dengan caranya masing masing namun bersinergi dalam pelaksanaan, untuk terus berupaya menurunkan stunting di Kabupaten Fiores Timur sampai titik terendah; Dan Mempublikasikan ke para pihak bahwa pemenintah Kabupaten Flores Timur dalam upaya Selamatkan Orang Muda memulainya dari 100 hari pertama kehidupan.
Dikatakan, Keberhasilan yang paling gemilang adalah ketika semua yang dilakukan ini telah tumbuh menjadi kesadaran bersama dan gerakan bersama, yang dalam perjalanannya terinternalisasi menjadi komitmen bersama yang kemudian menjadi roh pembangunan. Roh pembangunan lanjut Bupati Anton Hadjon, adalah roh yang berdaya ungkit untuk melahirkan generasi baru di Kabupaten Flores Timur ini, yakni generasi yang sehat, cerdas dan berdaya saing.
Bupati Anton Hadjon mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada Yayasan Pengkajian dan Pengembangan Sosial (YPPS), Forum Pangan dan Gizi (Foranzi) kabupaten Flores Timur serta SNV melalui program Votce for Change. Untuk menyelenggarakan kegiatan ini dan memberikan dampak perubahan menuju Flores Timur yang Sejahtera Dalam Bingkai Desa Membangun Kota Menata. (Tri/Humas)


Foto: Tri Buddy

Tidak ada komentar:

Posting Komentar